Jakarta, – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) merespons Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin yang menunjukkan salam metal ketika menghadiri HUT ke-51 PDIP.
JK menyebut hal tersebut bukan hal besar dan sah-sah saja dilakukan Mar’uf Amin sebagai warga negara.
“Terserah dia sebagai warga negara boleh-boleh aja,” kata JK di Kediamannya di Jalan Brawijaya VI, Jakarta, Rabu (10/1) dilansir dari CNN Indonesia.
Ia pun menyebut Ma’ruf berhak menentukan pilihannya kepada capres yang ada. JK juga menyinggung nama Presiden Jokowi dalam merespons hal tersebut.
“Mau satu, mau dua, mau tiga, terserah Pak Ma’ruf lah. “Ya enggak apa apa juga, karena Pak Jokowi juga begitu kan,” imbuhnya.
Jubir Jelaskan Posisi Politik Wapres Ma’ruf Usai Salam Metal Tiga Jari
Kendati demikian, JK tak menjelaskan maksud dari menyebut nama Jokowi saat merespons isu tersebut.
Sebelumnya, Ma’ruf menunjukkan salam tiga jari bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Prananda Prabowo, Puan Maharani, dan sejumlah elite PDIP lain serta partai pengusung.
Ma’ruf pada kesempatan itu hadir menggantikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang absen karena tidak diundang. Jokowi saat ini tengah melakukan kunjungan kerja ke Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam.
Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi buka suara terkait salam metal yang diperlihatkan Ma’ruf. Ia pun memastikan Ma’ruf bersikap netral di Pilpres 2024.
“Wapres KH Ma’ruf Amin, konsisten mengambil posisi netral dalam kontestasi Pilpres 2024, seperti sering disampaikan dalam berbagai kesempatan,” kata Masduki dalam keterangannya.
Masduki menilai salam metal tiga jari yang ditunjukkan Ma’ruf tak bisa otomatis dipersepsikan sebagai bentuk dukungannya kepada Ganjar.
Menurut Masduki, salam metal justru menunjukkan Ma’ruf menghormati tuan rumah. Selain itu juga memperlihatkan keakraban antara Ma’ruf dan PDIP. Metal akronim dari merah total, warna yang selama ini dipakai PDIP.
“Salam metal (tiga jari) tersebut murni salam keakraban, menghargai HUT PDIP. Salam tersebut sudah lama dipakai PDIP, metal menunjukkan akronim merah total, sebagai warna bendera partai,” ujarnya.
Sementara, Presiden Jokowi kerap diisukan tak netral dalam Pemilu 2024. Isu netralitas itu diduga lahir lantaran putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Proses Gibran maju sebagai Cawapres juga dimuluskan oleh putusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah peraturan batas usia. Putusan itu turut diputuskan oleh salah satu Hakim Konstitusi Anwar Usman yang merupakan Paman Gibran.
Dalam perjalanannya, putusan MK itu juga dianggap melanggar etik oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.