Sumbar Diterjang Banjir dan Longsor, Pemerintah Provinsi Bergerak 24 Jam Respons Darurat

PenaHarian.com
25 Nov 2025 15:59
2 menit membaca

PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bergerak cepat merespons rangkaian bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir. Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, memastikan seluruh perangkat daerah sudah berada di lapangan sejak awal kejadian untuk menjamin keselamatan warga dan mempercepat penanganan darurat.

Menurut Arry, instansi terkait seperti BPBD, Dinsos, Dinas BMCKTR, Dinas SDA BK, Dinkes, hingga perangkat teknis kabupaten/kota telah dikerahkan sepenuhnya. “Prioritas kita adalah keselamatan warga. Sesuai arahan Bapak Gubernur, semua perangkat daerah bekerja sejak hari pertama kejadian. Tim bergerak cepat untuk membantu masyarakat dan memulihkan kondisi di lokasi terdampak,” ujarnya.

Dalam laporan terbaru, bencana banjir, angin kencang, dan tanah longsor dilaporkan terjadi di Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Agam, hingga Kota Solok. Ribuan jiwa terdampak, sementara sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur dasar mengalami kerusakan cukup parah.

Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Erasukma Munaf, mengungkapkan Padang Pariaman menjadi wilayah dengan dampak paling luas. Data hingga Selasa (25/11, pukul 03.00 WIB) mencatat 3.076 unit rumah terendam dengan total 9.228 jiwa terdampak. Selain itu, 138 hektare sawah dan 26 hektare perkebunan rusak akibat banjir.

Kerusakan infrastruktur di daerah tersebut juga signifikan, meliputi dua jembatan rusak, dua saluran irigasi rusak, dua titik jalan amblas, satu bangunan SD rusak, serta dua rumah warga rusak akibat angin kencang. Total kerugian awal diperkirakan mencapai Rp4,88 miliar. Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah menetapkan status tanggap darurat sejak 23 November selama 14 hari.

Di Kota Padang, banjir di beberapa titik disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan tanah amblas. Kondisi serupa terjadi di Kota Solok dan Kabupaten Agam, di mana banjir dan longsor mengganggu pemukiman serta akses jalan.

“Laporan dari kabupaten/kota terus kami terima setiap jam. Semua data kami kumpulkan sebagai dasar kebijakan berikutnya,” kata Erasukma.

Tim TRC BPBD bersama TNI/Polri, Basarnas, relawan, dan pemerintah nagari kini melakukan penyisiran ke seluruh wilayah terdampak. Evakuasi kelompok rentan terus dilakukan, sementara dapur umum telah didirikan di sejumlah titik seperti Ulakan Tapakis.

Beberapa ruas jalan yang sempat terputus juga mulai ditangani dengan pengerahan alat berat. Erasukma menegaskan, pemulihan infrastruktur akan diprioritaskan setelah kondisi dinyatakan aman dan cuaca memungkinkan.

“Pendataan kerusakan masih berlangsung. Kita pastikan seluruh kebutuhan darurat dan penanganan cepat bisa terpenuhi seoptimal mungkin,” ujarnya.

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.
x