Sawah Pokok Murah: Inovasi dari Sumbar Menuju Swasembada Pangan Nasional

PenaHarian.com
22 Jun 2025 07:43
2 menit membaca

AGAM — Sumatera Barat kembali menunjukkan peran strategisnya dalam pembangunan pertanian nasional. Kali ini, lewat inovasi pertanian bertajuk Sawah Pokok Murah, daerah ini digadang-gadang menjadi lokomotif menuju swasembada pangan Indonesia.

Dalam kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Sumatera Barat pada 20–22 Juni 2025, Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy mendampingi Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediyati Haryadi atau Titiek Soeharto, mengunjungi Kabupaten Agam untuk menghadiri panen raya menggunakan sistem Sawah Pokok Murah, Sabtu (21/6/2025).

Inovasi yang digagas oleh petani lokal bernama Joni ini mengedepankan efisiensi dalam penggunaan lahan, benih, pupuk, dan air—namun tetap menghasilkan panen yang melimpah. Sistem ini disebut “murah” karena hemat biaya, dan “pokok” karena mampu menjaga keberlanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

“Alhamdulillah kita ajak langsung Buk Titiek untuk panen Sawah Pokok Murah. Insya Allah, ini akan kita gagas secara nasional, dimulai dari Sumatera Barat,” ujar Wagub Vasko. Ia menambahkan, keberhasilan masa lalu saat Indonesia mencapai swasembada pangan tahun 1984 dapat terulang, kali ini dengan Sumbar sebagai pelopornya.

Dalam dialog bersama petani, terungkap bahwa penerapan sistem ini masih menghadapi tantangan pada sisi adopsi di kalangan petani. “Sebagian petani masih memilih melihat dulu hasil dari yang lain. Tapi yang sudah mencoba, alhamdulillah, hasilnya bagus dan tak ada kendala berarti,” jelas seorang petani setempat.

Titiek Soeharto pun menyampaikan apresiasi atas terobosan pertanian dari Ranah Minang ini. “Untuk Sumatera Barat, ini bisa menjadi jalan swasembada sendiri. Kalau sistem ini berhasil, akan sangat mungkin dikembangkan ke daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Sumbar menyambut baik perhatian dari pemerintah pusat melalui kehadiran Komisi IV DPR RI, Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, hingga Badan Karantina Nasional. Semua pihak melihat Sawah Pokok Murah bukan hanya sebagai teknik bertani, tapi sebagai solusi strategis membangun kemandirian pangan nasional berbasis kearifan lokal.

Rangkaian kunjungan kerja ini juga mencakup agenda strategis lainnya, seperti pembukaan Gelar Karya: Festival dan Expo KUPS di Lembah Harau, serta kunjungan ke Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan di Bukittinggi. Semua kegiatan menegaskan komitmen bersama dalam memperkuat ketahanan pangan, konservasi lingkungan, dan pelestarian sumber daya alam di Sumatera Barat.


Tidak ada komentar untuk ditampilkan.