Medan, – Kader senior PDIP yang memiliki jejak rekam bersih, Maruarar Sirait, mengumumkan keputusannya untuk mundur dari partai politik yang telah membesarkan namanya selama puluhan tahun. Dalam pernyataannya melalui akun Instagram pada Senin (15/1), Maruarar menyampaikan keyakinan dan dukungannya pada Pak Jokowi, seiring dengan mayoritas rakyat Indonesia yang juga meyakini keadilan dan kemampuan Pak Jokowi dalam memajukan bangsa.
Mantan Aktivis 98, Muhammad Ikhyar Velayati, menilai bahwa mundurnya Maruarar Sirait dan Budiman Sujatmiko, kader muda dengan jejak rekam bersih, terjadi karena perbedaan visi dan misi dengan elit PDIP dalam membangun Indonesia ke depan. Ikhyar menyatakan, “Maruarar Sirait dan Budiman Sujatmiko, sebagai kader muda yang idealis dan Sukarnois sejati, pasti merasa tidak nyaman berada dalam lingkaran elit politik yang pragmatis dan feodal, tidak mungkin minyak bersatu dengan air.”
Ikhyar menambahkan bahwa migrasi besar-besaran suara kader dan dukungan akar rumput PDIP yang beralih mendukung pasangan capres lain terjadi secara massif. “Maruarar dan Budiman hanya permukaan gunung es, ketidakpuasan kader di berbagai tingkatan terhadap keputusan elit PDIP memasang Ganjar-Mahfud sebagai capres cukup besar. Migrasi kader PDIP ke capres 02 bahkan sudah terjadi secara massif,” ungkap Ikhyar.
Dalam konteks elektabilitas, Ikhyar menyatakan bahwa pasangan Prabowo-Gibran unggul dalam berbagai survei, bahkan telah menyalip capres AMIN. Jika arus migrasi suara kader PDIP terus berlanjut hingga hari pencoblosan, Ikhyar meyakini bahwa pasangan Prabowo-Gibran akan memenangkan pilpres 2024 dalam satu putaran.
“Jika perpindahan suara kader rumput PDIP ke 02 terus terjadi hingga saat hari pencoblosan, maka bisa dipastikan Pasangan Prabowo-Gibran akan menang satu putaran dalam pilpres 2024,” tutur Ikhyar, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Relawan Persatuan Nasional (RPN).