Mahyeldi Ajak Warga Sumbar Cintai Pangan Lokal Lewat Smart Food B2SA

PenaHarian.com
5 Nov 2025 11:39
3 menit membaca

PADANG — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, mengajak masyarakat untuk semakin mencintai dan memanfaatkan potensi pangan lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan daerah. Ajakan itu disampaikan saat membuka acara Smart Food B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) bertema “Untuk Ranah Minang Tagok Pangan” di halaman Kantor Dinas Pangan Provinsi Sumbar, Rabu (5/11/2025).

Acara berlangsung semarak dengan berbagai kegiatan seperti Festival Minang Day Culinary, lomba olahan pangan lokal, Pangan Got Talent, pemberian apresiasi kepada P-KRPL, serta gelar pangan murah yang diserbu pengunjung. Sebanyak 19 perwakilan kabupaten dan kota di Sumbar turut berpartisipasi dalam lomba olahan pangan lokal.

Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi menekankan bahwa program Smart Food B2SA merupakan langkah strategis untuk membangun masyarakat yang sehat, mandiri, dan sadar gizi.

“Kegiatan ini sangat penting karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat, yaitu pangan yang sehat, bersih, dan bergizi,” ujar Mahyeldi.

Ia menegaskan, urusan pangan bukan hanya tentang ketersediaan bahan makanan, tetapi juga soal keamanan dan kehalalan. “Kita tidak hanya bicara soal cukup makan, tapi juga makan yang aman dan halalan thayyibah. Pemerintah punya kewajiban memastikan rakyatnya mendapatkan pangan yang layak,” tegasnya.

Mahyeldi juga mengingatkan pentingnya diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras. Ia mendorong masyarakat agar lebih memanfaatkan bahan pangan lokal seperti ubi, labu, sagu, dan pisang sebagai sumber karbohidrat alternatif yang lebih sehat dan ekonomis.

“Konsumsi beras kita masih terlalu tinggi. Karena itu, perlu kita dorong masyarakat untuk beralih ke pangan lokal. Ubi, labu, dan sagu sangat potensial dan bergizi. Di Mentawai, ada yang makan pisang dengan gulai ikan, lamak bana tu!” ujarnya disambut tawa hadirin.

Selain itu, Gubernur juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap jajanan anak-anak di sekolah. Ia meminta Dinas Pangan bersama OKKPD di daerah memperketat pengawasan agar semua makanan yang dijual aman dan bebas bahan berbahaya.

“Kalau ada kasus keracunan, dapurnya harus ditutup sementara dan dilakukan evaluasi. Ini soal kesehatan masyarakat, jadi tidak boleh dianggap remeh,” katanya.

Mahyeldi menambahkan, ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari, tetapi juga menyangkut ketahanan nasional. “Perang di masa depan bisa terjadi karena masalah pangan. Jadi menjaga ketahanan pangan sama artinya dengan menjaga ketahanan bangsa,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Mahyeldi mengajak seluruh pihak untuk terus berinovasi dan mengembangkan potensi pangan lokal agar Sumatera Barat menjadi daerah yang mandiri dan sejahtera. “Semoga masyarakat Sumbar senantiasa tercukupi pangannya dan dijauhkan dari makanan yang berbahaya,” ucapnya sebelum membuka acara secara resmi dengan pembacaan Basmalah.

Kepala Dinas Pangan Sumbar, Iqbal Ramadi Payana, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Smart Food B2SA merupakan bagian dari upaya mendukung Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang percepatan diversifikasi pangan.

Beberapa program yang telah dijalankan antara lain Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan (P-KRPL), Pengolahan dan Pengembangan Pangan Lokal, serta Kampanye Menu Makan Sehat B2SA.

Iqbal menambahkan, Sumatera Barat kini berada di posisi delapan besar nasional dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 89,0 pada tahun 2024, yang menunjukkan meningkatnya keberagaman konsumsi pangan masyarakat.

Acara pembukaan turut dihadiri perwakilan Badan Pangan Nasional, Bupati dan Wakil Bupati se-Sumbar, Ketua Tim Penggerak PKK, BKOW, Dharma Wanita Persatuan, serta perwakilan Bank Indonesia, Bulog, dan berbagai unsur masyarakat lainnya.

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.
x