Konsumen mendesak solusi nyata atas buruknya kualitas air, di tengah ancaman pemutusan layanan jika tunggakan tak dibayar.
Pasaman, PenaHarian.com – Konsumen PDAM Kabupaten Pasaman yang kini sudah berganti nama Perumda Tirta Saiyo di Nagari Aia Manggih Utara, Kecamatan Lubuk Sikaping, mengeluhkan buruknya pelayanan air bersih. Masalah air mati dan keruh kerap terjadi, terutama saat hujan, tanpa ada kompensasi dari pihak penyedia layanan. Keluhan ini memuncak pada Minggu (17/11/2024) pagi, ketika air kembali tidak mengalir, dan jika pun hidup, air tersebut keruh.
“Baru saja kemarin kami menerima surat peringatan karena menunggak dua bulan. Namun, pagi ini air malah mati dan kalau hidup, keruh sekali,” ujar salah satu konsumen. Ia menambahkan, hingga kini belum ada perhatian atau ganti rugi dari pihak Perumda atas ketidaknyamanan tersebut.
Masalah air keruh yang dialirkan Perumda Tirta Saiyo juga menimbulkan keresahan, karena diduga air hanya berasal dari sungai tanpa pengolahan yang memadai. “Ketika hujan, air langsung keruh. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Di sisi lain, konsumen merasa keberatan dengan sikap tegas perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran. Surat bernada ancaman pemutusan air sudah diterima meski baru dua bulan menunggak. Dalam surat tersebut, pelanggan diminta segera melunasi tagihan dalam waktu tujuh hari untuk menghindari penghentian aliran air.
Menanggapi keluhan ini, Direktur Perumda Tirta Saiyo, Dedi, mengakui bahwa penghentian aliran air karena curah hujan tinggi. Namun, ia belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait ganti rugi atas air mati dan keruh tersebut.
“Surat yang dikirim ke pelanggan bukan ancaman, melainkan pengingat kewajiban konsumen agar tidak menunggak,” ungkap Dedi saat dikonfirmasi PenaHarian.com.
Sementara penyebab air keruh, Direktur Perumda Tirta Saiyo belum dapat memberikan penjelasan. “Sebaiknya besok bisa kami jelaskan di kantor”, tukas Dedi.
Sikap ini memicu kekecewaan mendalam dari konsumen, yang merasa hak mereka sebagai pelanggan tidak dipenuhi. “Kami membayar air untuk kebutuhan harian, tapi kualitasnya buruk dan sering mati. Kalau seperti ini, di mana tanggung jawab Perumda?” keluh salah satu pelanggan.
Masyarakat berharap Perumda Tirta Saiyo segera memperbaiki pelayanan dan memberikan solusi nyata, termasuk kompensasi atas kerugian yang dialami pelanggan akibat air yang keruh tidak layak pakai.