SOLOK SELATAN — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor Green Province di Indonesia. Tekad itu kembali ditegaskan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, saat meresmikan Tajak Sumur Pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit-2 di Nagari Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan, Kamis (16/10/2025).
“Dengan dukungan seluruh pihak, Insyaallah Sumatera Barat siap menjadi Green Province pada tahun 2026. Kegiatan hari ini adalah bukti nyata komitmen kita terhadap energi bersih dan berkelanjutan,” ujar Mahyeldi dalam sambutannya.
Proyek PLTP Muara Laboh Unit-2 yang dikelola oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) memiliki kapasitas rencana sebesar 80 megawatt (MW). Pembangunan ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN (Persero) dan PT SEML yang telah ditandatangani pada 16 Desember 2024.
Mahyeldi menilai, pengembangan PLTP ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat transisi energi hijau nasional sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2060. Ia juga menyebut Sumatera Barat memiliki potensi besar di sektor energi baru terbarukan seperti panas bumi, air, surya, dan biomassa.
“Potensi ini tidak hanya untuk menjawab tantangan energi dan perubahan iklim, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Untuk mewujudkan provinsi hijau, Mahyeldi menegaskan pentingnya dukungan investasi dan sinergi lintas sektor. “Kita terus berupaya menciptakan iklim investasi yang ramah, birokrasi yang efisien, serta infrastruktur yang siap mendukung,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Mahyeldi juga mengapresiasi PT Supreme Energy atas kontribusi dan komitmennya dalam mengembangkan energi panas bumi di Sumatera Barat. Ia berharap manfaat proyek tidak hanya dirasakan secara ekonomi, tapi juga sosial melalui program CSR perusahaan.
“Supreme Energy adalah aset berharga bagi Sumbar. Kami berharap manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat melalui pendidikan, peningkatan kualitas SDM, dan pembangunan fasilitas publik,” ucap Gubernur.
Sementara itu, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE, Gigih Udi Atmo, menyebut proyek PLTP Muara Laboh Unit-2 menjadi bukti nyata komitmen sektor swasta dalam mendukung energi terbarukan di Indonesia. “Dengan tambahan kapasitas ini, emisi karbon bisa ditekan hingga 900 ribu ton CO₂ per tahun,” ungkapnya.
President & CEO Supreme Energy, Nisriyanto, menjelaskan proyek ini meliputi pengeboran 6–8 sumur produksi dan injeksi dengan kedalaman mencapai 3.200 meter, serta nilai investasi sekitar USD 490 juta. Pembangunan ditargetkan rampung akhir 2027 dan akan memasok listrik bagi sekitar 435 ribu rumah tangga di Sumatera.
Selain itu, proyek ini membuka 1.500 lapangan kerja lokal serta memberikan kontribusi dalam bentuk royalti dan bonus produksi untuk Kabupaten Solok Selatan.
Bupati Solok Selatan, Khairunas, menyampaikan apresiasi atas kontribusi Supreme Energy terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. “Kami berharap tahap pengembangan kedua ini berjalan lancar dan memberi manfaat nyata bagi warga Solok Selatan,” tuturnya.
Peresmian tajak sumur pertama PLTP Muara Laboh Unit-2 ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Gubernur Mahyeldi bersama perwakilan pemerintah pusat, daerah, serta jajaran manajemen Supreme Energy. Acara tersebut juga dihadiri oleh Komisi V DPR RI Zigo Rolanda, pejabat pemerintah daerah, pimpinan Bank Nagari, tokoh masyarakat, dan unsur adat seperti Niniak Mamak, Alim Ulama, dan Bundo Kanduang Solok Selatan.
Dengan langkah nyata ini, Sumatera Barat semakin meneguhkan diri sebagai daerah pelopor energi bersih dan ramah lingkungan di Indonesia.