Bonjol, — SMKN 1 Bonjol sukses melaksanakan program “Salamkan Bumi” atau Sahari Dalam Sapakan Babudaya Minang, sebagai bentuk komitmen sekolah dalam melestarikan budaya lokal.
Program ini mengacu pada Pergub Nomor 36 Tahun 2022 dan Surat Edaran Dinas Pendidikan No. 420.021//21/PSMK=2024 serta SE No. 420.02/1798/PSMK-2024.
Peluncuran kegiatan dilakukan pada akhir Agustus 2024, dan puncak acara berlangsung pada tanggal 6 September 2024.
Kegiatan ini melibatkan seluruh warga sekolah yang mengenakan pakaian tradisional Minangkabau. Para perempuan mengenakan baju kurung basiba dan tikuluak, sedangkan laki-laki memakai baju taluak balango dengan celana batik atau hitam, peci hitam, serta kain sarung.
Seluruh komunikasi di dalam dan di luar kelas menggunakan Bahasa Minangkabau, sesuai dengan dialek nagari setempat. Pengawas sekolah, pemuka adat, dan kepala daerah setempat turut diundang untuk memberikan sambutan serta petatah petitih dalam Bahasa Minangkabau.
Berbagai aktivitas budaya diadakan, termasuk permainan tradisional seperti galah dan sepak rago untuk murid laki-laki, serta congkak dan Simbang Batu untuk murid perempuan.
Selain itu, ditampilkan juga seni tradisional berupa silek songsong yang dipadukan dengan tari indang. Kegiatan kuliner tradisional juga digelar dengan lapak-lapak yang menjual makanan khas Minangkabau seperti Galamai, Onde-onde, Lapek Bugih, karupuak lepoh, dan kipang pulut bonjol.
Dalam sambutannya, Kepala SMKN 1 Bonjol, Feri Andri, S.T., M.Pd, menekankan pentingnya kegiatan ini: “Dengan program ‘Salamkan Bumi’, kami berharap para siswa dapat memahami dan mencintai budaya mereka sendiri. Ini adalah langkah kami untuk memastikan bahwa kekayaan budaya lokal tetap lestari di tengah arus globalisasi.
Selain itu, kami juga ingin menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan murid melalui kegiatan lapak kuliner ini. Sebagai generasi penerus, mereka harus merasa bangga dengan adat dan tradisi mereka dan aktif menjaga keunikan budaya tersebut.”
Program “Salamkan Bumi” diharapkan dapat menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya Minangkabau pada setiap siswa, serta mengingatkan mereka akan pentingnya melestarikan warisan budaya yang menjadi jati diri bangsa.