Kelanjutan Jembatan Pulau Bengkalis Dipertanyakan Usai Edy Natar Tak Lagi Jabat Gubernur Riau

PenaHarian.com
2 Jul 2024 21:09
2 menit membaca

Pekanbaru, – Keseriusan Edy Natar Nasution untuk menjadikan Riau unggul dan bermartabat sepertinya tak perlu diragukan lagi. Di bawah kepemimpinannya sebagai gubernur meskipun hanya menjabat 3 bulan 27 November 2023 – 20 Februari 2024, namun mimpi untuk kesejahteraan masyarakat mulai terwujud dengan rencana membangun Jembatan Pulau Bengkalis – Pulau Sumatera.

Pada Rabu, 13 Desember 2023, Edy Natar Nasution, yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Riau, bersama Bupati Bengkalis, Kasmarni, menandatangani Kesepakatan Bersama di Gedung Daerah Riau, Pekanbaru, untuk merealisasikan program besar tersebut.

Dalam wawancara eksklusif dengan PenaHarian.com pada Selasa, 2 Juli 2024, Edy Natar menyatakan bahwa jembatan ini bukan hanya menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat, tetapi juga kunci bagi kemajuan daerah dan peningkatan perekonomian masyarakat Pulau Bengkalis.

“Secara sejarah, Pulau Bengkalis adalah pulau yang pantas untuk kita selamatkan. Kami juga ingin meningkatkan perekonomian di Pulau Bengkalis karena merupakan salah satu kawasan strategis nasional,” tegas Edy.

Jembatan yang direncanakan menghubungkan Pakning dengan Pulau Bengkalis ini diperkirakan memiliki panjang 6,1 kilometer. Dengan anggaran sebesar Rp6-7 triliun dan sistem multiyears, proyek ini diharapkan dapat segera terealisasi, menjadikannya jembatan terpanjang di Indonesia, mengalahkan Jembatan Suramadu yang panjangnya 5 kilometer.

Edy Natar menyampaikan lima alasan utama mengapa jembatan ini harus dibangun:

1. Historis, dimana Bengkalis merupakan Kabupaten induk pada saat awal Provinsi Riau berdiri dan merupakan Kabupaten terluas;

2. Ekonomis, banyak potensi ekonomi belum teroalah secara optimal akibat hambatan aksesibilitas;

3. Strategis, Bengkalis merupakan pulau terluar yang menjadi etalase negara dengan potensi laut yang besar di sepanjang pantai timur Riau;

4. kompromistis, Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten penghasil Minyak dan Gas (Migas) terbesar di Indonesia, sehingga perlu perhatian lebih untuk membalas jasa atas sumbangannya ke negara selama puluhan tahun; dan

5. logis, Pulau Bengkalis memerlukan aksesibilitas transportasi yang lebih baik dengan lalu lintas barang dan jasa dari dan ke pulau Bengkalis dengan prasarana jembatan terbaik.

Namun, masa depan rencana proyek Jembatan Pulau Bengkalis – Pulau Sumatera ini dipertanyakan setelah Edy Natar Nasution tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Riau. Upaya PenaHarian.com untuk mengonfirmasi kelanjutan proyek dengan Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto, dan Kepala Dinas PUPR Provinsi Riau, M Arif Setiwan, belum mendapatkan respon hingga berita ini diterbitkan.

(Dayat)

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.