Sumbar, – Gunung Marapi, salah satu gunung api yang terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitasnya yang signifikan pada hari Minggu, 3 Desember 2023, sekitar pukul 14.54 WIB. Erupsi ini menyebabkan muntahan kolom abu berisi material vulkanik mencapai ketinggian hingga 3.000 meter dari puncak kawah.
Dampak dari erupsi ini tidak hanya terasa di lokasi Gunung Marapi. Hujan abu yang dihasilkan erupsi menyebar luas ke wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, dengan intensitas yang sangat tinggi. Akibatnya, suasana di sekitar wilayah tersebut menjadi sangat pekat dan gelap.
Kantor SAR Kota Padang melaporkan bahwa saat erupsi terjadi, terdapat sekitar 75 pendaki yang berada di Gunung Marapi. Tragisnya, 11 pendaki dinyatakan meninggal dunia akibat erupsi tersebut.
Kabar ini menjadi sorotan karena sebelumnya, jalur pendakian Gunung Marapi tetap dibuka meskipun gunung telah berstatus Level II atau Waspada sejak Januari 2023. Penutupan radius 3 km dari kawah/puncak telah diberlakukan oleh Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk keamanan masyarakat dan pengunjung.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengklaim bahwa pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Marapi diizinkan sesuai dengan SOP dan dukungan dari pihak terkait, seperti Pemerintah Daerah Agam, Pemerintah Daerah Tanah Datar, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, BPBD Tanah Datar, Basarnas, serta beberapa walinagari setempat.
Dalam pembukaan jalur pendakian, BKSDA Sumbar mengklaim telah menetapkan sejumlah protokol keamanan, termasuk SOP pendakian dengan batasan-batasan tertentu, seperti larangan mendekati kawah, pendakian minimal berjumlah tiga orang, dan lain sebagainya.
“Selain itu Balai KSDA Sumbar juga telah memiliki SOP pendakian dengan batasan-batasan tertentu. Misal melakukan pendakian pada siang hari, tidak boleh mendekati kawah, minimal dalam melakukan pendakian berjumlah tiga orang dan sebagainya,” kata Dian saat dihubungi, Senin (4/12/23) dilansir dari CNN Indonesia.
Meski demikian, kejadian tragis ini menimbulkan pertanyaan terkait kebijakan pembukaan jalur pendakian gunung yang berstatus Waspada. Dalam konteks ini, Dian Indriati, Plh Kepala BKSDA Sumbar, tetap mengatakan bahwa pembukaan jalur pendakian telah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
Pembukaan jalur pendakian di berbagai gunung dengan status serupa, seperti Gunung Bromo, Gunung Kerinci, Gunung Rinjani, menjadi perhatian karena tetap memungkinkan pendakian dengan syarat mitigasi dan adaptasi bencana yang telah ditetapkan.
Saat ini, BKSDA Sumbar telah kembali menutup jalur pendakian Gunung Marapi setelah insiden erupsi pada 3 Desember 2023, yang mengakibatkan korban jiwa dan dampak serius bagi wilayah sekitar. Meskipun SOP telah ditegaskan, kejadian ini menjadi peringatan penting mengenai evaluasi dan ketatnya penegakan protokol keamanan dalam situasi yang berpotensi membahayakan.