Padang – Menyambut Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang jatuh pada 30 September 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang terus memperkuat edukasi kebencanaan melalui program “BPBD Padang Go To Kampus”.
Pada Kamis (26/9/2024), program tersebut menyambangi Universitas Negeri Padang (UNP) PGSD Ulu Gadut, dengan menekankan pentingnya kesiapsiagaan dini dalam menghadapi potensi bencana alam, terutama ancaman gempa Megathrust Mentawai.
Dalam kuliah umum yang dipimpin oleh Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, para mahasiswa diajak untuk lebih siap menghadapi risiko gempa bumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Hendri menekankan bahwa Kota Padang berada di zona rawan bencana, terutama terkait dengan potensi gempa besar yang berasal dari zona Megathrust Mentawai, yang dapat memicu tsunami dahsyat.
“Kesiapsiagaan bencana harus dimulai dari sekarang, terutama bagi generasi muda. Potensi gempa Megathrust Mentawai merupakan ancaman besar yang tidak bisa diabaikan. Penting bagi masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk memahami langkah-langkah mitigasi yang efektif guna mengurangi dampak bencana,” ujar Hendri.
Sebagai bagian dari langkah mitigasi, BPBD Kota Padang telah bekerja sama dengan BMKG untuk memperkuat sistem peringatan dini dan jalur evakuasi di sepanjang pesisir kota.
“Kami terus melakukan sosialisasi mengenai jalur evakuasi dan titik-titik kumpul di kawasan pesisir. Selain itu, kami meningkatkan kapasitas teknologi peringatan dini agar masyarakat bisa mendapatkan informasi secepat mungkin ketika terjadi gempa yang berpotensi tsunami,” jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, yang memaparkan kondisi seismik di zona Megathrust Mentawai. Menurutnya, pemantauan intensif terus dilakukan terhadap aktivitas seismik di sekitar wilayah tersebut.
“Kami berharap masyarakat dapat lebih proaktif dalam mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan bencana. Pemahaman terhadap potensi bencana ini penting dalam mengurangi dampak gempa dan tsunami,” tegas Suaidi.
Direktur Kemahasiswaan UNP, Sujana Wahyuri, juga mengapresiasi inisiatif BPBD dalam memberikan edukasi kebencanaan kepada mahasiswa.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai ancaman bencana yang ada di sekitar kita. Sebagai agen perubahan, mahasiswa dapat membantu menyebarkan informasi kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat luas,” ujar Sujana.
Selain itu, Dewan Penggerak Forum Pengurangan Risiko Bencana Sumatera Barat, Khalid Syaifullah, turut memperkaya diskusi dengan memberikan pandangan mengenai langkah-langkah pengurangan risiko bencana di Sumatera Barat.
Kegiatan ini disambut antusias oleh ratusan mahasiswa PGSD UNP yang hadir, menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan kesiapan masyarakat, terutama generasi muda, dalam menghadapi bencana alam.