Wagub Vasko Berdiri di Barisan Buruh: Tak Izinkan Manajemen Pulang Sebelum Gaji Dibayar

PenaHarian.com
7 Agu 2025 21:44
2 menit membaca

PADANG PARIAMAN – Ratusan karyawan PT Bumi Sarimas Indonesia yang telah empat bulan tak menerima gaji akhirnya mendapat titik terang. Dalam aksi damai yang penuh haru di kawasan pabrik perusahaan, Kamis (7/8/2025), suara buruh yang sekian lama terpendam akhirnya terdengar lantang – dan lebih dari itu, didengar langsung oleh negara.

Sosok yang paling mencuri perhatian dalam momen emosional ini adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat (Wagub Sumbar), Vasko Ruseimy, yang berdiri tegas di tengah para buruh, mendengarkan satu per satu jeritan hati mereka. Dari kehilangan penghasilan hingga kehilangan keluarga, Vasko tak hanya hadir secara fisik, tapi juga secara batin.

“Ada yang diceraikan istrinya, ditinggalkan anak-anak, rumah disegel, motor disita. Tapi yang paling menyedihkan adalah kehilangan kehidupan,” ujar Vasko dengan suara bergetar, disambut isak haru para pekerja.

Didampingi Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Immanuel Ebenezer, Vasko mengambil posisi jelas: berpihak kepada buruh. Ia bahkan tak segan menegaskan kepada manajemen agar tidak meninggalkan lokasi sebelum ada keputusan konkret soal pembayaran hak karyawan.

“Saya tidak ingin hanya mendengar janji, tapi harus ada bukti. Sebelum sedikit hak mereka dipenuhi, saya tidak izinkan pulang dulu,” tegas Vasko di hadapan manajemen perusahaan.

Langkah berani itu membuat Vasko tak hanya tampil sebagai pejabat, tetapi sebagai simbol keberpihakan nyata pemerintah kepada rakyatnya. Ia menegaskan, pemerintah daerah bukan musuh perusahaan, tapi tidak akan tinggal diam saat pekerja dizalimi.

“Kami siap membantu perusahaan mencari solusi. Tapi syaratnya satu: jangan abaikan hak buruh.”

Di tengah suhu panas dan tekanan emosional para pekerja yang membawa spanduk dan foto keluarga, Vasko tak menunjukkan jarak. Ia merangkul, mendengarkan, dan menjadi suara yang selama ini mungkin terlalu pelan untuk didengar penguasa.

Sementara itu, Wamenaker Immanuel Ebenezer menyatakan kehadiran mereka berdua adalah bentuk nyata kehadiran negara.

“Kita yakini dulu perusahaan ini bisa diselamatkan. Jangan pesimis. Tapi jangan juga abaikan buruh,” ujarnya.

Aksi damai yang diikuti lebih dari 750 pekerja ini bukan hanya soal tuntutan gaji, tetapi juga menjadi simbol pentingnya reformasi tata kelola ketenagakerjaan di Sumbar. Di tengah ketidakpastian ekonomi, negara tidak boleh hanya hadir sebagai penonton.

Dengan ketegasan dan empatinya, Vasko Ruseimy menunjukkan bahwa pejabat daerah bisa menjadi penyambung harapan rakyat – bukan sekadar pelengkap formalitas.


Tidak ada komentar untuk ditampilkan.